Kasubbag TU UPTD Pengembangan Perikanan dan Perkairan Umum (P3U) Reni Sarni menjelaskan, sekitar November 2019 pihaknya bekerjasama dengan Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC) untuk menjadikan eceng gondok sebagai kerajinan. Namun, modal yang belum memadai mengharuskan pihaknya sementara membuatnya sebagai kompos.
“Kita sosialisasi September, Oktober 2019 baru mensosialisasikan. Selain itu, Eceng gondok itu kalau produksinya sedikit, itu kan setiap jam per menit itu tumbuh, kalau sedikit itu menguntungkan bagi ikan. Kalau blooming banyak itu penyakit, racun bagi ikan, seperti kita overdosis aja,” tuturnya saat ditemui Cianjur Today di Kantor Dislutkanak Cianjur, Senin (14/09/2020).
Dengan kondisi itu, pihaknya bekerja sama dengan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) dan Kelompok Tani untuk mengambil eceng gondok dan dimasukkan ke dalam karung. Pihaknya bekerja sama dengan BPWC dan bandar pakan untuk menjadikan eceng gondok sebagai kompos dan dibuang ke daratan.
“Kalau patroli itu pengawasan keamanan itu dilakukan masing-masing kelompok dan pokmaswas itu sama perahu setiap hari. Kalau pengangkatan sampah Eceng gondok di hari Jumat,” jelas dia.
Reni menjelaskan, eceng gondok dipengaruhi oleh angin. Hal ini yang membuat eceng gondok di wilayah Jangari tidak sepenuhnya bersih. Namun, ia menjamin untuk wilayah Cianjur tidak sampai menghambat transportasi.
“Eceng gondok itu dipengaruhi angin. Misalnya blok A ada angin ke arah timur jadi pindah. Kalau dibilang bersih belum. Sementara aman tidak sampai blooming tidak menghambat transportasi. Sementara yang blooming itu ke arah Purwakarta kalau kawasan Cianjur insya Allah.” tukasnya.(afs)